Oleh : Rina Natalia, Deni Kurnia Sari (Mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Malang)

Abstrak: Pernikahan dini merupakan fenomena yang terjadi di masyarakat yang disebabkan tingkat pendidikan yang rendah. Implikasinya muncul permasalahan pada organ reproduksi perempuan diiringi dengan angka kematian ibu yang semakin meningkat. Target SDG’s (Sustanable Development Goals) sulit dicapai bila angka kematian ibu terus bertambah. Tingginya pernikahan dini terjadi di Desa Kalibatur. Secara geografis desa yang terletak di pegunungan, minimnya aksesibilitas teknologi informasi bagi masyarakat berakibat kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap resiko pernikahan dini. Menyelamatkan generasi muda sebagai generasi perencana adalah keniscayaan. Pendampingan dalam bentuk peer group antar teman sebaya, kampanye pada masyarakat agar tidak terjebak pada pernikahan dini. Dengan upaya tersebut menumbuhkan kesadaran kolektif dan dapat berdampak pada desa lain di sekitarnya. Penelitian ini, menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan subyektivitas untuk mengetahui kesadaran seseorang yang terlibat langsung dalam peristiwa sosial. Penelitian mengambil setting sosial di Desa Kalibatur. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam (Indepth Interview) dan Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pernikahan dini di Desa Kalibatur meningkat. Hal ini dibuktikan dengan hasil temuan langsung dilapangan melalui wawancara mendalam dengan masyarakat dan diperkuat pernyataan dari Kepala Desa yang menyatakan bahwa angka pernikahan dini terus meningkat setiap bulanya sesuai data pencatatan pernikahan di desa Kalibatur.

Kata kunci : pernikahan dini, Target SDGs, remaja, kesehatan reproduksi

(Karya ini telah dipresentasikan pada Seminar Nasional “Perempuan dan Perlindungan Anak” di Universitas Negeri Surabaya, 23 April 2016)

Need Help? Chat with us