Tim Pengabdian Universitas Negeri Malang pada Sabtu, 3/06/2023 melakukan kegiatan pengabdian berupa pengolahan limbah urin sapi menjadi bio-urine di Desa Samar, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Kegiatan pengolahan urine sapi menjadi bio urine ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada di Desa Samar berupa limbah kotoran sapi. Melimpahnya limbah kotoran sapi ini dikarenakan mayoritas penduduk di Desa Samar tergabung dalam kelompok tani yang bekerja sebagai peternak sapi perah. Di mana hampir setiap rumah memiliki sapi sebagai hewan ternaknya.

Kepala Desa Samar, Bapak Rubik Astono pada Sabtu (03/06) menyebutkan bahwa pengolahan urin sapi ini menjadi ilmu baru bagi para peternak sapi, dibuat ‘sangu‘ biar ke depannya para peternak dapat mengolah sendiri limbah yang dihasilkan dari para sapi yang dimiliki dirumah. Hasil susu yang didapatkan dari sapi bisa diolah seperti susu murni, permen, dll. Tetapi, berbeda kalau limbah urin sapi. Yang biasanya hanya dibuang begitu saja sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan, dengan diolah bisa mengatasi masalah ini dan membuat keuntungan juga untuk para peternak dengan mengolah kembali limbah yang dihasilkan dari sapi ternaknya masing-masing.

Mayoritas kan peternak sapi perah, mereka ini mendapatkan 2 hasil. Hasil pertama ya jelas susu perah yang bisa diolah dan hasil kedua ya itu kotoran sapi (salah satunya urine sapi)nya. Urine sapi ini kalau cuma dibuang saja itu bisa buat pencemaran lingkungan. Banyak peternak sapi disini, tapi belum bisa mengolah limbah yang dihasilkannya. Nah, adanya kegiatan yang dilakukan tim pengabdian universitas negeri malang ini, alhamdullilah mengatasi permasalahan kita”. Tuturnya.

Pemateri pada kegiatan pengolahan urin sapi, Bapak Suprapto hari ini (03/06) juga menyampaikan bahwa pengolahan limbah urin sapi menjadi bio urine tidak sulit dan bisa dilakukan siapa saja asalkan memiliki niat dan inovasi. Banyak manfaat yang bisa didapatkan dan dirasakan bagi para peternak dan petani yang menggunakan bio urine sebagai pupuk organik tanaman mereka. Bahan yang mudah didapatkan karena mayoritas masyarakat memang peternak sapi perah, penghasil empon-empon (rempah-rempah) dan juga terdapat susu yang memang dirasa tidak layak digunakan dan di olah lagi bisa digunakan sebagai bahan pengolahan bio urine sebagai pupuk organik. Selain bahan ini, tetes dari limbah tebu dan EM 4 menjadi bahan tambahan yang bisa digunakan oleh petani bila memilikinya, apabila tidak ada cukup dengan menambahkan empon-empon saja.

“Bio Urine sebagai pupuk organik ini bisa dibuat siapa saja kalau mau, tidak perlu banyak-banyak. Secukupnya aja karena memang konsepnya semakin banyak lebih bagus, tapi kalau sedikit ya tidak masalah. Bahannya juga saya lihat disini melimpah, murah, dan mudah didapatkan. Jadi, tidak ada alasan sulit dilakukan dan bahannya tidak ada”.  Ujar Pak Suprapto pada tim pengabdian Universitas Negeri Malang.

Banyaknya sumber daya alam yang melimpah seperti empon-empon di Desa Samar serta permasalahan yang belum teratasi seperti pencemaran lingkungan karena limbah urin dari sapi membuat tim pengabdian mengambil inovasi membuat bio urine sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada. Bio urine juga dapat digunakan sebagai pupuk untuk tumbuhan yang akan dikonsumsi seperti cabai, terong, bawang, jagung, tebu, empon-empon, dan lainnya.

Pengolahannya yang tidak memakan waktu terlalu lama yakni selama 21 hari dengan hasil pemakaian yang maksimal dan tidak terbatas akan membuat petani puas dengan hasilnya penggunaannya nanti yang akan membuat tanaman menjadi lebih subur dan aman karena  tanpa bahan kimia.

Kegiatan hari ini (03/06), turut serta dihadiri langsung oleh Ketua Pelaksana kegiatan Optimalisasi Limbah Urin sapi menjadi bio-urine, Bapak Nanda Harda Pratama Meiji, S.Sos, M.A yang juga menyampaikan bahwasanya dipilihnya kegiatan ini karena melihat kondisi dan situasi yang ada di Desa Samar. Menyayangkan bahwa limbah yang ada terbuang sia-sia tanpa diolah terlebih dahulu. Tentunya hal ini mengakibatkan dampak polusi bagi lingkungan desa. Apabila limbah yang ada dapat diolah secara optimal, tentu akan menguntungkan baik bagi para kelompok tani, juga untuk lingkungan sekitar desa Samar yang akan tetap terjaga keasriannya.

Ya kami melihat limbahnya dibuang begitu saja, padahal bisa dibuat sebagai pupuk yang menguntungkan bagi para petani. Kalau limbahnya dibuang begitu saja nanti yang ada bakal tercemar. Diolah seperti ini supaya bisa melindungi lingkungan dan menguntungkan petani” Menurut Ketua Pelaksana, Bapak Nanda yang disampaikan kepada tim pengabdian.

Kegiatan optimalisasi kelompok tani untuk mengolah limbah urin sapi menjadi Bio-Urine selain untuk mengatasi permasalahan pencemaran lingkungan, juga untuk meminimalisir pengeluaran petani untuk membeli pupuk kimia sebagai pupuk tanaman mereka. Dengan memanfaatkan bahan-bahan melimpah yang ada di desa Samar diharapkan dapat membuat kinerja menjadi lebih optimal dan memberikan keuntungan yang maksimal bagi para peternak yang tergabung dalam kelompok tani di Desa Samar.

Need Help? Chat with us