Keberadaan kampung idiot di Ponorogo bukan hal yang baru. Mereka sudah ada sejak puluhan tahun silam. Ada lima desa di ponorogo yang mendapatkan sebutan kampung idiot yakni: desa Dayakan di kecematan Badegan, desa Sidoharjo dan Krebet (keduanya di kecamatan Jambon), dua desa lagi adalah desa Karangpatihan serta Pandak di Kecamatan Balong. Dari kelima desa tersebut desa karangpatihan termasuk yang terparah terpapar. Data desa menunjukkan bahwa jumlah penduduk desa Karangpatihan Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo secara keseluruhan adalah 5746 jiwa, dengan laki-laki sebanyak 2924 jiwa dan untuk perempuan sebanyak 2826 jiwa. Sedangkan jumlah penderita Down syndrome adalah 98 jiwa. Data statistik desa Karangpatihan tahun 2016 menunjukkan bahwa jumlah masyarakat dengan down syndrome sangat sedikit atau kurang dari sepertiga jumlah penduduk yang ada. Memang jumlah tunagrahita di desa ini lebih sedikit dibandingkan dengan desa yang lain tetapi yang menjadi menarik adalah pemberdayaan pada penyandang tunagrahita yang sering terekspos ke media masa dan banyak penghargaan yang telah didapat karena keberhasilan pemberdayaan ini.

Bersama Salah Satu Warga Tuna Grahita

Fakta inilah yang mendorong tiga mahasiswa Universitas Negeri (UM) melakukan penelitian sosial humaniora yang berfokus pada perubahan sosial pada masyarakat tunagrahita di desa Karangpatihan karena melihat fenomena banyaknya penduduk di desa Karangpatihan yang mengidap down syndrom atau tunagrahita yang di pandang oleh masyarakat lain tidak bisa diberdayakan karena memiliki IQ dibawah rata-rata dan susah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, tidak memiliki memiliki pendapatan atau pekerjaan tetap, serta hanya mengandalkan bantuan dari orang lain, tetapi pada akhirnya mereka para penyandang tunagrahita berhasil diberdayakan oleh kelompok masyarakat di desa tersebut, dan belakangan ini sering diangkat oleh media elektronik dan media massa tentang keberhasilan pemberdayaan kampung idiot.

Peneliti Bersama Eko Mulyadi (baju biru) Kades Karangpatihan Ponorogo

Penelitian ini diberi judul Kampung Idiot Move On yang dilakukan oleh Annisa Fathin Dianah (Sosiologi), Novitri Yanu Bauty Argono (Sosiologi ), dan Irsalina Rahmawati (Bimbingan dan Konseling). Gagasan penelitian ini diwujudkan melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKM-P) UM di bawah bimbingan Drs. Nur Hadi, M.Pd, M.Si. Ketua tim Annisa Fathin Dianah, mengatakan ide penelitian ini datang setelah menonton sebuah acara televisis yang mengangkat tentang pemberdayaan pada penyandang tunagrahita di desa karangpatihan, dari sinilah ide diwujudkan melalui Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P) yang sesuai dengan latar belakang keilmuan sosiologi.

“Setelah kampung idiot ini terekspos, diharapkan masyarakat luas dapat menerima para penyandang tunagrahita dan dapat membimbing mereka untuk kehidupan mereka yang lebih baik lagi, serta diharapkan dapat dijadikan contoh bagi daerah lain yang mengalami permasalah yang sama, masyarakat tidak lagi memandang penyandang tunagrahita tidak mampu diberdayakan, tidak lagi memandang negatif mereka, terbukti dengan berhasilnya pemberdayaan ini tunagrahita bisa hidup lebih baik, serta diharapkan kekurangan tersebut seharusnya dipandang sebagai potensi untuk mengembangkan masyarakat desa” paparnya, Jum’at  (26/5) di jurusan sosiologi.

Peneliti bersama dengan Sumaji Ketua Pemberdayaan Rumah Harapan

Need Help? Chat with us